Seputar Dunia Marketing
Salah satu profesi yang sering dipandang sebelah mata adalah marketing. Padahal ujung tombak atau garda terdepan (avant garde) keberlangsungan hidup (survival) sebuah perusahaan adalah terletak di pundak marketing. Marketing merupakan jembatan antara perusahaan dengan customer atau konsumen. Tak akan ada penjualan produk tanpa intervensi atau campur tangan marketing. Adalah sebuah hil yang mustahal (istilah almarhum Asmuni Srimulat) akan terjadinya sebuah deal atau kesepakatan yang berujung pada transaksi jual beli tanpa kehadiran marketing. Terlebih lagi dalam dunia usaha perkreditan. Namun celakanya, posisi marketing (baca: sales) kurang dihargai baik itu di mata masyarakat maupun perusahaan itu sendiri. Ketika marketing mengetuk pintu sebuah rumah, maka pandangan sinis dan meremehkan seringkali ditemukan. bahkan tidak jarang tuan rumah langsung menutup pintu ketika terlihat olehnya seorang marketing sedang menuju rumahnya. Lebih celaka lagi, di mata perusahaan pun posisi marketing hanya dihargai sebatas dia mampu memberikan omzet bagi perusahaan. Kebanyakan perusahaan hanya menempatkan marketing secara fungsional-pragmatis, selagi dia produktif, maka kompensasi dan komisi akan diberikan. Jika tidak, maka seorang marketing akan gigit jari. Marketing ibarat anak tiri perusahaan. Sedangkan anak kandung perusahaan perkreditan adalah surveyor (analis kredit) dan kolektor. Kenapa demikian parahnya posisi seorang marketing?Image dan kultur di Indonesia menganggap posisi marketing bukan pribadi yang memiliki skill dan kemampuan. Seorang marketing sejati tidak dilahirkan namun diciptakan sendiri oleh pengalaman dan kebutuhan hidup.Marketing unggulan tidak dicetak di bangku sekolah, namun ditempa oleh pergulatan dan keringat bertahun-tahun lamanya. Sehingga banyak orang tua yang tidak menghendaki anaknya menjadi seorang marketing paralel dengan tak ada satupun seorang anak yang bercita-cita menjadi seorang marketing. Kebanyakan anak ketika ditanya ingin menjadi apa ketika besar nanti? Jawabnya adalah ingin menjadi dokter, insinyur, guru atau pengusaha, dll.
Lain halnya dengan dunia Barat dan Amerika yang memberi apresiasi yang tinggi terhadap posisi marketing. Dalam pandangan masyarakat Barat dan Amerika, seorang marketing dihargai bagaikan "dewa penolong" yang mampu menghantarkan dan memenuhi kebutuhan mereka akan sesuatu produk tanpa harus membuang waktu, energi untuk pergi ke sebuah store atau toko. Begitu juga di mata perusahaan disana, posisi marketing dianggap sebagai mediasi atau fasilitator yang membantu menjualkan produk perusahaan tanpa harus mengeluarkan biaya (cost) yang tinggi seperti biaya promosi dan iklan di media cetak dan elektronik. Atas dasar penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap posisi marketing di mata konsumen dan perusahaan, maka lahirlah Joe Girard sebagai marketer mobil terkenal di dunia, Lee Iacocca sebagai pionir perusahaan otomotif Ford dan Chevrolet, Dale Carnegie yang piawai menyerukan orang untuk berjuang tanpa batas, etc.


No comments:
Post a Comment