October 12, 2012

Tjokro Manggilingan dan Panta Rhei

 Hidup Bagaikan Tjokro Manggilingan dan Panta Rhei

Priyayi Jawa
Wong Jowo bilang: urip iku koyok "tjokro manggilingan", bagai roda pedati, kadang di atas kadang di bawah, susah dan senang silih berganti menganyam irama kehidupan kita sebagai manusia. Resiprositas suasana kehidupan seperti ini dialami sejak kita lahir hingga mati. Jika kita berumur 40 tahunan, maka berapa puluh, ratus, ribu kali kita mengalami sedih dan duka. Berapa kali pula kita terdlolimi oleh orang yang kita cintai dan percayai, serentak pula berapa kali kita mengalami jatuh cinta dan jatuh bangun dalam kehidupan ini.

Gabriel Marcel
Gabriel Marcel bilang:"There is nothing new under the sun". tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Semuanya adalah pengulangan dari satu episode ke episode yang lain, dari satu periode ke periode yang lain. Namun kenapa kita selalu terhenyak ketika kita ditikam dari belakang, padahal hal itu sering kita alami. Kenapa pula kita selalu melonjak-lonjak kegirangan ketika harapan kita terlaksana bagai seorang striker menjalakan bola ke gawang lawan? Seharusnya kita jangan terlalu sedih ketika cobaam demi cobaan terus mendera kita karena kita telah akrab dengan itu sejak kita dilahirkan. Seharusnya pula kita jangan terlalu lebay alias berlebihan ketika apa yang kita inginkan tercapai. Yang sedang-sedang saja lah, toh di saat kita sedang gembira, maka kedukaan sedang mengintai. Begitu juga sebaliknya, di saat kita berduka, maka kebahagiaan pasti akan teralami kembali. Heraklitos bilang: "Panta rhei kai uden menei": Hidup adalah mengalir bagaikan air sungai. Yang penting kita melakoni hidup ini sebagaimana kehendak Sang Pencipta.

Herakleitos
Hidup itu ibarat cerita wayang Mahabrata dan Ramayana atau drama Machbeth dan Hamlet karya William Shakespeare yang penuh dengan tragedi dan komedi, menangis dan tertawa. Nikmatilah tragedi sebagaimana hakikat tragedi itu diskenariokan oleh Tuhan. Lakoni semua komedi kehidupan sesuai dengan "rencana besar" Gusti Pangeran.  Kita tak bisa mengelak atau sembunyi kalau seandainya kita harus tertawa hic et nunc, kini dan disini atas titah dan perintah-NYA. Tertawalah dan menangislah sesuai dengan qudrot dan irodat-NYA, niscaya hidup kita akan ternikmati secara utuh.Sabejo bejone wong bejo isih luwih bejo wong kang duwe bojo loro...eh..nglantur..abis udah ngantuk nich...nanti disambung maning ya... Silahkan baca juga postingan ane sebelumnya yakni nrimo ing pandum dan konco wingking, oke. 
   

No comments:

Post a Comment