February 01, 2013

Vivere Pericoloso

Vivere Pericoloso dan Rutinitas


Istilah Vivere Pericoloso dipopulerkan oleh Bung Karno melalui sebuah pidatonya yang berjudul "Tahun Vivere Pericoloso" atau TAVIP pada tahun 1964. Kemudian surat kabar "Sinar Harapan" menamakan berita pojoknya dengan nama itu, "Vivere pericoloso". Vivere Pericoloso berasal dari bahasa Itali yang bermakna "Hidup penuh bahaya". Bung Karno yang memiliki kelebihan atau "weruh saduruning winarah" memprediksi bakal terjadinya gonjang-ganjing di bumi pertiwi tercinta kita ini. Konsep "Nasakom" (Nasional-Agama dan Komunis) yang menjadi obsesinya sejak tahun 1927, ternyata tak seideal seperti yang diharapkannya. 3 kelompok elit bangsa ini tidak bisa menyatu bagai minyak dengan air. Bahkan saling kasak-kusuk, yang satu ingin menjatuhkan yang lainnya. Dimulai dengan isu "Dewan Jenderal" dan "Dewan Revolusi" dan Puncaknya adalah terjadinya peristiwa G-30-S/PKI Gestapu: (Gerakan September Tiga Puluh) versi ABRI dan Gestok (Gerakan Satu Oktober) versi PKI.


Tanpa kita sadari, kita pun sering mengalami "Vivere Pericoloso" dalam hidup ini entah karena hasil perbuatan kita atau ulah orang lain yang ambisius yang senantiasa "menghalalkan segala cara", The ends justified the means. Jika kita sering dikelilingi oleh ponggawa-ponggawa atau anak buah, maka diantara mereka ada yang menginginkan posisi dan kedudukan kita berpindah kepadanya. Di depan kita kelihatannya manut dan mangguk-mangguk. Tapi di belakang kita, dia menggerutu, menggerundel dan merencanakan Coup d'Etat (kudeta) secara sistematis. Dia selalu meminjam tangan orang lain untuk bergerak,berdemo, membeberkan kesalahan dan kelemahan kita detil per detil. Mulutnya bagai cecurut, penuh curiga meski kepada teman sendiri. Bila perlu, teman sendiri dikorbankan demi tujuannnya berhasil.
Banyak kasus dan situasi "Vivere Pericoloso" yang sering kita alami. bagi anda yang bekerja di perusahaan yang berbasis target, maka tiap akhir bulan adalah "Vivere Pericoloso" bagi anda. Jika target terpenuhi, maka gaji dan komisi bakal digenggam. Namun jika tidak, maka alamat anak-istri bakal telantar, tagihan rutin (PLN, PDAM, SPP, bunga gadai, leasing, dll) tidak terbayarkan bikin pusing 7 keliling. Apalagi jika supervisor kita kemaruk dan tidak jujur: Maksud hati DP dibayarkan konsumen lebih awal agar cepat terkirim barang yang dipesan, eh...malah dipake nombokin konsumennya yang macet. Alih-alih One day service malah molor menjadi 5 hari. Manusia serakah tidak pernah puas dengan pencapaian yang diraihnya, masih saja sempat-sempatnya memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan orang lain. Susah menebak prilaku orang yang berkepribadian terbelah (split-personality). Akibat ulahnya, konsumen mencak-mencak dan pencapaian target tidak genap 100 persen. Nasiiiib...nasiiiib. Sementara dirinya meraih pencapaian yang bombastis, sedangkan anak-anak buahnya yang tiap hari "ngingintil" begitu jomplang peraihannya. Hati nurani, simpati dan empati telah hilang dari dirinya. Amit-amit dech..! Kok jadi ngrasani, wis yo ngantuk. Don't for get baca juga postingan ane sebelumnya Kontemplasi Sejenak.     

2 comments:

  1. Reality banget tuh apa pengalaman hidup ??? yg jelas jangan masuk reality show

    ReplyDelete